
Senin, 15 Juni 2009

hAl tErb0D0H y9 pRnh aQ lakUiN adL mEngiN9inkAn kEjadiAn
y9 lAlu dpT tEruLan9 kEmbAli aQ in9in slAlU bIzA tErtAwA sEpErtI dlU
tAnpa adA aiR mAtAQ. wAlAupUn tAk pERnah aDa oRn9 y9 tW bAgAimaNa dAn ApA y9 sLalU aQ fiKirkAn
dAn ApA y9 aQ rAzAkaN? bERusahA unt sLlU tEtAp tE9Ar aDl SuAtu HaL y9 SlLU aQ uTamAkAn
aQ tAk tW sMpi kPn aQ sepERti iNi aQ in9iN bAn9kit daRi kEtErpurukan hAtiQ
dAn mEnin9GaLkaN rAzA yG sEbenArnYa aQ tAk kUat mEnAng9UngnYa sEndirI inGin rAzAnYa aQ bERteriAk unt sEkeDar mElePaskAn sEmuA y9 aDa di fikiraN Aq. . .
y9 lAlu dpT tEruLan9 kEmbAli aQ in9in slAlU bIzA tErtAwA sEpErtI dlU
tAnpa adA aiR mAtAQ. wAlAupUn tAk pERnah aDa oRn9 y9 tW bAgAimaNa dAn ApA y9 sLalU aQ fiKirkAn
dAn ApA y9 aQ rAzAkaN? bERusahA unt sLlU tEtAp tE9Ar aDl SuAtu HaL y9 SlLU aQ uTamAkAn
aQ tAk tW sMpi kPn aQ sepERti iNi aQ in9iN bAn9kit daRi kEtErpurukan hAtiQ
dAn mEnin9GaLkaN rAzA yG sEbenArnYa aQ tAk kUat mEnAng9UngnYa sEndirI inGin rAzAnYa aQ bERteriAk unt sEkeDar mElePaskAn sEmuA y9 aDa di fikiraN Aq. . .
Rabu, 27 Mei 2009
Sabtu, 23 Mei 2009
Kamis, 14 Mei 2009
kisah cintaQ
ini kisah tentang aku yang cintanya kandas slalu
kepada para pencinta dengar laguku
apa ku tak pantas dicinta ?
apakah diri ini tak layak mencinta ?
apakah memang tak ada cinta untuk diriku ini ?
perjalanan cinta ini akan terus kulewati duhai kau para pencinta
dengarkan aku
sudahlah, biarkanlah kisah ini hanya untuk aku . . .
Rabu, 13 Mei 2009
apAkAh itU cNtA ??
Aku memandang nyalang, pada manusia lalu lalang.Kulihat, tanpa sedikitpun segan, mereka.menggamitkan jemari tangan.Kata cinta menguar di angkasa, menghayutkan gemawan mega.Mangaburkan keindahan bintang gemintang, panji dan agungnya bentara.Namun di sini, berdiri aku dalam keraguan.
Tak mengerti dan terus bertanya :
Apakah segalon cinta lebih manis ketimbang sececap cita?
Dan apakah bahagia terwujudi harus dengan dimiliki?
Dan apakah seorang pangeran hanya dapat menjadi raja,
Pabila mempersandingkan permaisuri di sisinya?
Dan tanya itu menggiringku masuk ke dalam labirin tua.Lorong pekat penuh lembap yang dindingnya berkeropeng dusta.Penuh tipu daya, tiap simpangannya menyesatkan pengelana
Aku ikuti setitik cahya, dan kulihat jawab di ujungnya.
Aku bertanya lantang, “Wahai, apakah itu cinta?”
Kulihat sepasang muda-mudi bergelayutan mesra.Sang gadis tertawa mengikik, sang pemuda menggeliat laknat.Sahutnya, cinta adalah hari ini.Yang tergantikan segera oleh hari esok.Dia adalah kesenangan yang berkelindan selalu.Birahi yang terpuaskan, nikmat yang berseliweran.Aku tercenung, dan terus termenung.Jika cinta adalah pesta pora, lalu apa arti cerita Majnun.
Cinta baginya adalah kisaran derita, Tetapi Majnun hanya tahu itu cinta, walau dia buta.Oh, betapa takdir cintanya berakhir nestapa
Aku berpaling dari mereka yang mencemooh nakal.Lalu aku pergi menuju ujung lain lorong teka-teki.Kuikuti suara-suara merdu, tawa, dan musik syahdu.Walau gelap pekat, suara itu menuntunku pasti Dan akhirnya kulihat panggung megah berdiri kokoh
Dipenuhi penyair dan pujangga sepanjang masa
Dadaku serasa bergolak, aku menyeruak dan berteriak, “Wahai apakah itu cinta?”.Seorang pujangga menoleh, berdiri, dan menjawab panggilanku lalu mulai bersyair,
Cinta adalah roman tanpa batas, Inspirasi yang takkan mati; Api yang takkan padam
Yang geloranya membuatmu remuk redam.Tapi, bagai kecanduan, kau akan terus menyesapnya.Membuatmu merasa terbang menuju menuju mentari yang menyala perkasa.
Sekali lagi, keraguan menyelinap dan membisik.Mestikah begitu, sebab kulihat nyala sangat redup.Menyambangi jalinan pernikahan yang suci. Gairah sejoli telah berakhir, tapi tidak memupus ikatannya, Tapi mereka masih menyebutnya cinta.Walau madunya telah habis, Sang kumbang masih hinggap di atas kembang.
Aku melengos tak puas, dan berjalan tak tahu ke mana.Kususuri lorong berliku, begitu panjang jalanan, begitu terjal undakan. Dan pada satu tangganya, kulihat seorang pengemis renta mengharap derma. Dia berkata, “berikanlah milikmu yang terbaik, dan kusampaikan kebijaksanaanku”. Aku sebenarnya tak ingin percaya, tapi kakiku terlalu letih mencari jawab
Kuulurkan sebongkah batu mirah sembari bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”
Si pengemis diam dalam takzim, dan menjawab, Cinta adalah menghamba tanpa bertanya.Ketaatan tanpa memerlukan jawaban, Kau memuja, dan menjadikan dirimu budak dengan sukarela.
Kata-kata cinta adalah perintah yang tiada terbantah.Aku terpekur dan tak henti berpikir. Jika cinta merupakan penghambaan, lalu apa arti cinta Ilahi?Dia yang menurunkan hujan, dan lebih agung dari apapun jua. Dia yang memberikan rizki kepada orang paling durjana sekalipun. Dia yang mencintai makhluk-Nya, dan tak memerlukan apapun dari makhluk-Nya.
Aku merasa rugi atas permata yang terbuang percuma. Ini bukanlah kebijaksanaan; melainkan kedunguan!
Cinta si pengemis selamanya menjadikan dirinya pengemis. Yang mengiba, meminta, dan mengharap sejumput kasih. Jika ini dinamakan cinta, maka terkutuklah kata cinta! Aku muak atas pencarian ini, lalu memutuskan keluar. Labirin tua tak lagi mengurungku, dan bau laut seakan memanggilku.
Ini adalah aroma kebebasan yang menarik para pemberani. Dan seperti cerita lama, aku berlayar menuju samudera berombak, sendiri. Angin kencang membantu lajuku, dan kapalku menuju horizon di tapal batas.Mencari dunia baru untuk ditaklukkan. Di ujung dek aku berteriak penuh kegembiraan. Walau kegembiraan itu kadang dibayar oleh rasa hampa di tengah lautan
Oh, tahun-tahun berselang; musim-musim berganti datang, Waktu-penuh-kenangan yang berkandung duka dan suka.Namun, pada suatu hari yang mengejutkan
Badai datang menenggelamkan apa yang tersisa. Aku lihat puing-puing yang karam, dan onggokan. Sementara aku hanyut ditemani tongkang yang terombang-ambing
Entah mengantarkanku ke mana.
Di suatu tempat, saat aku membuka mataku.Aku rasai pasir lembut yang harum baunya. Dan riak ombak bermain-main di sekujur tubuhku. Apakah ini tanah orang- orang mati, ataukah aku masih hidup?
Oh, betapa hausnya aku…seteguk air akan mengobatiku. Dan, aku lihat sesosok datang mendekat, Sorot matanya menatapku lekat. Lalu menuangkan seteguk air pada bibirku yang kekeringan sangat.Pandanganku terasa kabur, dan dunia terasa berputar begitu cepat.Aku berharap dia adalah malaikat tak bersayap yang memberikan jawab. Aku merasa maut sebentar lagi menjemput, Jadi tak ada salahnya bertanya, toh rasa malu akan terbawa lalu Setelah sekian lama, sekali lagi aku bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”
Dia termangu,dan hanya tersenyum. Untuk menenangkan jiwaku yang sekarat, dia menatapku lembut. Dan kata-kata bagai menetes dari mulutnya. Kata-kata serasa madu yang manisnya teringat selalu, Jawabnya : Cinta bukanlah benda untuk dimiliki, Tetapi tindakan untuk diperjuangkan. Cinta adalah kebaikan tanpa imbalan. Pernahkah mentari bertanya padamu atas sinarnya yang terang. Dan pernahkah pepohonan meminta jawaban atas keteduhannya
Jika kau memberikan segelas air pada orang asing, Dan dia tak berhutang padamu apapun
Itulah cinta.
Bagaikan petani, kau menanam benihnya, Lalu orang lain memakan buahnya, menghilangkan rasa laparnya. Tetap ingatlah, cinta adalah pilihan hatimu. Bukan keterpaksaan dari rasa takut
Sebab cinta tidak pernah membuatmu merasa kehilangan. Dia terus membuat hatimu merasa kaya. Namun, sungguh dunia telah tercerai berai, Dan manusia menjadi tersesat oleh makna cinta. Tergelincir keserakahan, cinta menjadi memabukkan. Untuk memiliki, bukannya memberikan. Untuk menguasai, bukannya mengasihi, Jika cinta tinggallah nafsu diri belaka. Yang tersisa hanyalah kerusakan semata. Tiada peduli sesama; Semuanya mengagungkan diri jua. Orang menamakannya cinta; tapi itu hanyalah dusta.
Hari itu, aku tahu Bahwa perjalananku bukannya berakhir, Tetapi baru saja dimulai.
Lalu aku mengatup mata Dan mulai mendoa. Untuk satu pilihan kata di hati.
Tak mengerti dan terus bertanya :
Apakah segalon cinta lebih manis ketimbang sececap cita?
Dan apakah bahagia terwujudi harus dengan dimiliki?
Dan apakah seorang pangeran hanya dapat menjadi raja,
Pabila mempersandingkan permaisuri di sisinya?
Dan tanya itu menggiringku masuk ke dalam labirin tua.Lorong pekat penuh lembap yang dindingnya berkeropeng dusta.Penuh tipu daya, tiap simpangannya menyesatkan pengelana
Aku ikuti setitik cahya, dan kulihat jawab di ujungnya.
Aku bertanya lantang, “Wahai, apakah itu cinta?”
Kulihat sepasang muda-mudi bergelayutan mesra.Sang gadis tertawa mengikik, sang pemuda menggeliat laknat.Sahutnya, cinta adalah hari ini.Yang tergantikan segera oleh hari esok.Dia adalah kesenangan yang berkelindan selalu.Birahi yang terpuaskan, nikmat yang berseliweran.Aku tercenung, dan terus termenung.Jika cinta adalah pesta pora, lalu apa arti cerita Majnun.
Cinta baginya adalah kisaran derita, Tetapi Majnun hanya tahu itu cinta, walau dia buta.Oh, betapa takdir cintanya berakhir nestapa
Aku berpaling dari mereka yang mencemooh nakal.Lalu aku pergi menuju ujung lain lorong teka-teki.Kuikuti suara-suara merdu, tawa, dan musik syahdu.Walau gelap pekat, suara itu menuntunku pasti Dan akhirnya kulihat panggung megah berdiri kokoh
Dipenuhi penyair dan pujangga sepanjang masa
Dadaku serasa bergolak, aku menyeruak dan berteriak, “Wahai apakah itu cinta?”.Seorang pujangga menoleh, berdiri, dan menjawab panggilanku lalu mulai bersyair,
Cinta adalah roman tanpa batas, Inspirasi yang takkan mati; Api yang takkan padam
Yang geloranya membuatmu remuk redam.Tapi, bagai kecanduan, kau akan terus menyesapnya.Membuatmu merasa terbang menuju menuju mentari yang menyala perkasa.
Sekali lagi, keraguan menyelinap dan membisik.Mestikah begitu, sebab kulihat nyala sangat redup.Menyambangi jalinan pernikahan yang suci. Gairah sejoli telah berakhir, tapi tidak memupus ikatannya, Tapi mereka masih menyebutnya cinta.Walau madunya telah habis, Sang kumbang masih hinggap di atas kembang.
Aku melengos tak puas, dan berjalan tak tahu ke mana.Kususuri lorong berliku, begitu panjang jalanan, begitu terjal undakan. Dan pada satu tangganya, kulihat seorang pengemis renta mengharap derma. Dia berkata, “berikanlah milikmu yang terbaik, dan kusampaikan kebijaksanaanku”. Aku sebenarnya tak ingin percaya, tapi kakiku terlalu letih mencari jawab
Kuulurkan sebongkah batu mirah sembari bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”
Si pengemis diam dalam takzim, dan menjawab, Cinta adalah menghamba tanpa bertanya.Ketaatan tanpa memerlukan jawaban, Kau memuja, dan menjadikan dirimu budak dengan sukarela.
Kata-kata cinta adalah perintah yang tiada terbantah.Aku terpekur dan tak henti berpikir. Jika cinta merupakan penghambaan, lalu apa arti cinta Ilahi?Dia yang menurunkan hujan, dan lebih agung dari apapun jua. Dia yang memberikan rizki kepada orang paling durjana sekalipun. Dia yang mencintai makhluk-Nya, dan tak memerlukan apapun dari makhluk-Nya.
Aku merasa rugi atas permata yang terbuang percuma. Ini bukanlah kebijaksanaan; melainkan kedunguan!
Cinta si pengemis selamanya menjadikan dirinya pengemis. Yang mengiba, meminta, dan mengharap sejumput kasih. Jika ini dinamakan cinta, maka terkutuklah kata cinta! Aku muak atas pencarian ini, lalu memutuskan keluar. Labirin tua tak lagi mengurungku, dan bau laut seakan memanggilku.
Ini adalah aroma kebebasan yang menarik para pemberani. Dan seperti cerita lama, aku berlayar menuju samudera berombak, sendiri. Angin kencang membantu lajuku, dan kapalku menuju horizon di tapal batas.Mencari dunia baru untuk ditaklukkan. Di ujung dek aku berteriak penuh kegembiraan. Walau kegembiraan itu kadang dibayar oleh rasa hampa di tengah lautan
Oh, tahun-tahun berselang; musim-musim berganti datang, Waktu-penuh-kenangan yang berkandung duka dan suka.Namun, pada suatu hari yang mengejutkan
Badai datang menenggelamkan apa yang tersisa. Aku lihat puing-puing yang karam, dan onggokan. Sementara aku hanyut ditemani tongkang yang terombang-ambing
Entah mengantarkanku ke mana.
Di suatu tempat, saat aku membuka mataku.Aku rasai pasir lembut yang harum baunya. Dan riak ombak bermain-main di sekujur tubuhku. Apakah ini tanah orang- orang mati, ataukah aku masih hidup?
Oh, betapa hausnya aku…seteguk air akan mengobatiku. Dan, aku lihat sesosok datang mendekat, Sorot matanya menatapku lekat. Lalu menuangkan seteguk air pada bibirku yang kekeringan sangat.Pandanganku terasa kabur, dan dunia terasa berputar begitu cepat.Aku berharap dia adalah malaikat tak bersayap yang memberikan jawab. Aku merasa maut sebentar lagi menjemput, Jadi tak ada salahnya bertanya, toh rasa malu akan terbawa lalu Setelah sekian lama, sekali lagi aku bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”
Dia termangu,dan hanya tersenyum. Untuk menenangkan jiwaku yang sekarat, dia menatapku lembut. Dan kata-kata bagai menetes dari mulutnya. Kata-kata serasa madu yang manisnya teringat selalu, Jawabnya : Cinta bukanlah benda untuk dimiliki, Tetapi tindakan untuk diperjuangkan. Cinta adalah kebaikan tanpa imbalan. Pernahkah mentari bertanya padamu atas sinarnya yang terang. Dan pernahkah pepohonan meminta jawaban atas keteduhannya
Jika kau memberikan segelas air pada orang asing, Dan dia tak berhutang padamu apapun
Itulah cinta.
Bagaikan petani, kau menanam benihnya, Lalu orang lain memakan buahnya, menghilangkan rasa laparnya. Tetap ingatlah, cinta adalah pilihan hatimu. Bukan keterpaksaan dari rasa takut
Sebab cinta tidak pernah membuatmu merasa kehilangan. Dia terus membuat hatimu merasa kaya. Namun, sungguh dunia telah tercerai berai, Dan manusia menjadi tersesat oleh makna cinta. Tergelincir keserakahan, cinta menjadi memabukkan. Untuk memiliki, bukannya memberikan. Untuk menguasai, bukannya mengasihi, Jika cinta tinggallah nafsu diri belaka. Yang tersisa hanyalah kerusakan semata. Tiada peduli sesama; Semuanya mengagungkan diri jua. Orang menamakannya cinta; tapi itu hanyalah dusta.
Hari itu, aku tahu Bahwa perjalananku bukannya berakhir, Tetapi baru saja dimulai.
Lalu aku mengatup mata Dan mulai mendoa. Untuk satu pilihan kata di hati.
Langganan:
Postingan (Atom)